Banyak yang bilang cari kerja sekarang makin susah. Iya, tantangannya memang makin berat, tapi bukan berarti nggak mungkin! Peluang tetap ada, hanya saja persaingan makin ketat. Artinya, kamu harus punya strategi yang lebih dari sekadar "gitu-gitu aja."
Tapi, ada dua kabar baik buat kamu:
- Banyak fresh graduates yang belum menyadari pentingnya strategi dalam mencari kerja.
- Kamu bisa belajar, dan itu yang akan saya bahas di sini. Dengan tahu informasi ini, kamu akan satu langkah lebih maju dari yang lain, terutama kalau langsung kamu praktekin.
Langsung aja, berikut 5 kesalahan umum fresh graduates saat cari kerja dan tips untuk menghindarinya.
1. Males Bikin CV yang Dipersonalisasi untuk Setiap Perusahaan
Dampak: CV kamu terlihat biasa-biasa aja dan nggak menonjol di antara ratusan pelamar lain.
Tips:
- Riset Perusahaan dan Posisi yang Dilamar: Pelajari profil perusahaan dan nilai-nilai yang mereka junjung. Sesuaikan CV kamu agar terlihat relevan dengan posisi yang mereka butuhkan.
- Tonjolkan Kata Kunci: Perjelas skill dan pengalaman yang sesuai kebutuhan mereka. Gunakan kata kunci spesifik seperti "data-driven marketing" atau “artificial intelligence” kalau itu yang mereka cari.
- Tampilkan Sertifikasi & Hasil Nyata: Untuk skill teknis, tambahkan sertifikasi seperti PMP untuk project management atau ICF untuk coaching. Untuk soft skill, tekankan hasil yang bisa diukur, misalnya, “Meningkatkan kualitas data laporan sebesar 25% dengan metode survei tambahan.”
2. Salah Cara Pakai LinkedIn untuk Networking
Kalau sudah punya LinkedIn tapi belum ada hasil, mungkin kamu masih pakainya kayak sosmed biasa: cuma scroll dan interaksi sama orang random.
Dampak: Networking kamu jadi nggak efektif, dan peluang dapet kerja jadi kecil.
Tips:
- Tentukan tujuan kariermu dengan jelas—industri, posisi, atau komunitas yang kamu incar.
- Buat daftar profil yang relevan pakai fitur filter di LinkedIn.
- Request connect, tapi jangan langsung tanya lowongan.
- Tunjukkan ketertarikan yang tulus di profil mereka dan ajak meeting singkat (15 menit cukup).
- Jaga komunikasi, dan ketika saatnya tepat, baru sampaikan tujuanmu.
Dengan konsisten menjalankan ini, peluang kamu untuk dapat kesempatan bakal lebih besar.
3. Nggak Punya “Story” Saat Interview
Dampak: Perekrut jadi nggak tahu apa yang bikin kamu spesial. Sesi interview bisa terasa membosankan dan mudah dilupakan.
Tips:
- Pakai STAR Framework: Rangkai jawaban kamu dengan STAR (Situation, Task, Action, Result) agar lebih fokus dan terstruktur. Ini akan bantu perekrut melihat bahwa kamu adalah seorang problem-solver dengan inisiatif tinggi.


4. Jawab Pertanyaan “Do You Have Any Questions?” dengan Pertanyaan Mainstream
Dampak: Hilang kesempatan buat lebih connect dengan perekrut.
Tips:
- Ajukan pertanyaan untuk memahami masalah nyata yang dihadapi tim dan alasan mereka mencari kandidat baru. Contoh:
- "Apa tantangan terbesar yang dihadapi tim Bapak/Ibu?"
- "Kenapa tim ini membutuhkan orang baru di posisi tersebut?"
- "Apa yang membuat Bapak/Ibu betah bekerja di sini?"
Dengan mengetahui kebutuhan perusahaan, kamu bisa menyusun Value Validation Proposal (VVP) yang menyoroti skill dan pengalamanmu sebagai solusi spesifik. Ini bisa jadi senjata untuk negosiasi dan bikin kamu terlihat cocok banget buat perusahaan.
5. Gak Follow-Up Setelah Mengirim Lamaran atau Interview
Dampak: Kamu bisa kehilangan kesempatan yang sebenarnya ada.
Banyak fresh graduates yang belum tahu betapa pentingnya follow-up setelah kirim lamaran atau selesai interview. Saya sendiri pernah kirim lamaran ke perusahaan di Spanyol dan nggak dapat balasan. Tapi, dengan follow-up teratur (3 hari, seminggu, hingga dua bulan), akhirnya mereka merespons dan membuka peluang untuk interview.
Tips:
- Follow-Up Terstruktur: Setelah melamar, lakukan follow-up dalam 3 hari, 1 minggu, 2 minggu, hingga 2 bulan. Gunakan email follow-up yang nggak cuma pengingat, tapi juga bisa menambahkan informasi baru, seperti sertifikasi terbaru atau pencapaian relevan.
Cari Kerja = Kesempatan Ngasah Skill
Proses mencari kerja itu sendiri adalah kesempatan besar untuk mengasah skill—dari kegagalan dalam CV atau interview, kamu akan belajar banyak. Setiap langkah adalah kesempatan untuk memperdalam kemampuan: komunikasi, storytelling, networking, strategic thinking, riset, dan lainnya.
Intinya, ada dua pilihan: kamu dapat pekerjaan, atau dapat pelajaran. Gagal beberapa kali bukan akhir cerita, asal kamu nggak nyerah.
Setuju?
---
Tonton video Gary Vee tentang career advice buat fresh graduates.